Pernyataan Fahri bahkan ditanggapi langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. "Saya anak babu. Ibu saya bekerja menjadi TKI secara terhormat. Tidak mengemis, tidak sakiti orang, tidak curi uang rakyat. Saya bangga pada Ibu. #MaafkanFahriBu."
Kecaman juga datang dari Lingkaran Aku Cinta Indonesia. Dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, LACI yang terdiri dari 55 organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong menyatakan apa yang diucapkan Fahri sebagai bentuk pelecehan terhadap para pekerja migran.
"Kami sudah tidak bisa diam lagi. Untuk itu, kami mendorong Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI untuk mengevaluasi kinerja Fahri Hamzah dan mempertimbangkan pencopotan yang bersangkutan dari anggota DPR RI."
Sebelum minta maaf, Fahri sebenarnya telah mengklarifikasi sebutan 'babu' dan 'mengemis' yang ia tulis di akun twitter. Ia mengaku sengaja memilih dua kata itu untuk menghindari kata lain yang lebih ekstrem.
Selain itu, Fahri juga menjelaskan konteks kicauannya tentang warga yang bekerja di luar negeri. Kicauan itu, kata Fahri, dipicu oleh kasus palu-arit dan aksi saling lapor yang semakin marak belakangan ini.
Di akun pribadinya, Fahri mengaku curiga keributan itu diciptakan sebagai pengalihan isu dari banyak kasus yang seharusnya menjadi perhatian publik.
"Saya mengambil contoh soal tenaga kerja kita yang karena kesulitan hidup terpaksa bekerja ditempatkan lain. #PaluArit," kata Fahri menjelaskan.
"Tapi apapun, Kita harus berhadapan. Kepada pemangku profesi yang merasa terhina saya minta maaf. Terima kasih," ujar Fahri dalam kicauan selanjutnya
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta maaf atas kicauannya di twitter
yang menyebut 'anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang'. Fahri
menyatakan permintaan maafnya setelah mendapat kritik dari netizen,
termasuk Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." demikian kicauan Fahri yang ditulis pada Selasa (24/1), pukul 4.14 WIB.
Kicauan itu dibalas kritik oleh Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah: "Tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010."
"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." demikian kicauan Fahri yang ditulis pada Selasa (24/1), pukul 4.14 WIB.
Kicauan itu dibalas kritik oleh Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah: "Tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010."
"Ironinya adalah dia ketua timwas TKI DPR RI," kata Anies dalam kicauan berikutnya.
Pernyataan Fahri bahkan ditanggapi langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. "Saya anak babu. Ibu saya bekerja menjadi TKI secara terhormat. Tidak mengemis, tidak sakiti orang, tidak curi uang rakyat. Saya bangga pada Ibu. #MaafkanFahriBu."
Kecaman juga datang dari Lingkaran Aku Cinta Indonesia. Dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, LACI yang terdiri dari 55 organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong menyatakan apa yang diucapkan Fahri sebagai bentuk pelecehan terhadap para pekerja migran.
"Kami sudah tidak bisa diam lagi. Untuk itu, kami mendorong Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI untuk mengevaluasi kinerja Fahri Hamzah dan mempertimbangkan pencopotan yang bersangkutan dari anggota DPR RI."
Sebelum minta maaf, Fahri sebenarnya telah mengklarifikasi sebutan 'babu' dan 'mengemis' yang ia tulis di akun twitter. Ia mengaku sengaja memilih dua kata itu untuk menghindari kata lain yang lebih ekstrem.
Selain itu, Fahri juga menjelaskan konteks kicauannya tentang warga yang bekerja di luar negeri. Kicauan itu, kata Fahri, dipicu oleh kasus palu-arit dan aksi saling lapor yang semakin marak belakangan ini.
Di akun pribadinya, Fahri mengaku curiga keributan itu diciptakan sebagai pengalihan isu dari banyak kasus yang seharusnya menjadi perhatian publik.
"Saya mengambil contoh soal tenaga kerja kita yang karena kesulitan hidup terpaksa bekerja ditempatkan lain. #PaluArit," kata Fahri menjelaskan.
"Tapi apapun, Kita harus berhadapan. Kepada pemangku profesi yang merasa terhina saya minta maaf. Terima kasih," ujar Fahri dalam kicauan selanjutnya.judi online
Pernyataan Fahri bahkan ditanggapi langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. "Saya anak babu. Ibu saya bekerja menjadi TKI secara terhormat. Tidak mengemis, tidak sakiti orang, tidak curi uang rakyat. Saya bangga pada Ibu. #MaafkanFahriBu."
Kecaman juga datang dari Lingkaran Aku Cinta Indonesia. Dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, LACI yang terdiri dari 55 organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong menyatakan apa yang diucapkan Fahri sebagai bentuk pelecehan terhadap para pekerja migran.
"Kami sudah tidak bisa diam lagi. Untuk itu, kami mendorong Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI untuk mengevaluasi kinerja Fahri Hamzah dan mempertimbangkan pencopotan yang bersangkutan dari anggota DPR RI."
Sebelum minta maaf, Fahri sebenarnya telah mengklarifikasi sebutan 'babu' dan 'mengemis' yang ia tulis di akun twitter. Ia mengaku sengaja memilih dua kata itu untuk menghindari kata lain yang lebih ekstrem.
Selain itu, Fahri juga menjelaskan konteks kicauannya tentang warga yang bekerja di luar negeri. Kicauan itu, kata Fahri, dipicu oleh kasus palu-arit dan aksi saling lapor yang semakin marak belakangan ini.
Di akun pribadinya, Fahri mengaku curiga keributan itu diciptakan sebagai pengalihan isu dari banyak kasus yang seharusnya menjadi perhatian publik.
"Saya mengambil contoh soal tenaga kerja kita yang karena kesulitan hidup terpaksa bekerja ditempatkan lain. #PaluArit," kata Fahri menjelaskan.
"Tapi apapun, Kita harus berhadapan. Kepada pemangku profesi yang merasa terhina saya minta maaf. Terima kasih," ujar Fahri dalam kicauan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar