Kepala Supervisi Program Cetak Sawah Kodam XVIII/Kasuari Kolonel
Antonius Tri menilai wilayah Provinsi Papua Barat memiliki potensi besar
menjadi salah satu daerah lumbung padi nasional.
Kolonel Antonius Tri, di Manokwari, Kamis, mengatakan, beras memiliki
peluang pasar yang cukup besar. Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf
Kalla melihat dan memanfaatkan peluang tersebut dengan meluncurkan
program cetak sawah di seluruh daerah potensial.
"Saat ini 80 persen penduduk dunia sudah makan nasi. Peluang tersebut
cepat ditangkap bapak presiden kita. Puluhan ribu bahkan ke depan akan
ada ratusan ribu hektare sawah baru akan tercetak di Indonesia," kata
Antonius.
Dalam program tersebut, lanjutnya, Papua dan Papua Barat menjadi
daerah sasaran program perluasan sawah. Selain mewujudkan swasembada dan
ketahanan pangan di daerah, melalui program tersebut dua provinsi di
ujung timur Indonesia ini diharapkan menjadi daerah pengekspor beras.
Mantan Kepala Supervisi Program Cetak Sawah Kodam XVII/Cendrawasih
ini mengutarakan, tahun lalu, 4.100 hektare sawah baru dibuka di
Kabupaten Merauke, Papua. Berkat program tersebut, saat ini Merauke
mampu mengekspor beras ke Papua Nugini (PNG).
"PNG sudah berlangganan beras Merauke. Beras di Jayapura dan Biak pun
berasal dari Merauke dan sekarang sedang menarget negara Australia,"
katanya.
Antonius kini mendapat kepercayaan untuk melakukan supervisi program
cetak sawah di wilyah Kodam XVIII/Kasuari. Apa yang telah ia lakukan di
Papua, akan diterapkan pula di Papua Barat.
Dia menjelaskan, pada program ini TNI tak hanya terlibat sebagai
pelaksana pembukaan dan pembentukan sawah. Melalui peran Bintara Pembina
Desa (Babinsa) di setiap wilayah distrik, TNI akan melakukan
pendampingan terhadap para petani.
"Tugas Babinsa membantu di lapangan untuk mentransformasi semangat
agar petani kita bangkit. Produksi padi di Papua Barat akan terus
meningkat hingga akhirnya mampu berswasembada dan menjadi daerah
pengekspor beras seperti Merauke," katanya lagi.
Dia menjelaskan, pada program ini Kementerian Pertanian tak hanya
mengaloksikan anggaran pembukaan lahan. Pemerintah pun menyiapkan bibit
unggul dan membantu peralatan pertanian, baik alat tanam maupun alat
panen.
Tahun lalu, ujarnya menambahkan, program tersebut sudah dilakukan,
termasuk di Manokwari. Tahun ini pemerintah dipastikan akan melakukan
program serupa untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Melalui program ini, pemerintah menarget negara lain akan
menggantungkan kebutuhan beras kepada Indonesia. Kita pun tak perlu lagi
mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam," sebutnya.
Antonius menjelaskan, dibanding negara lain, Indonesia memiliki
potensi besar pengembangan pertanian terutama padi. Dengan jumlah lahan
yang dimiliki saat ini, Indonesia ke depan dinilai mampu menguasai pasar
beras.
0 komentar:
Posting Komentar