Tawuran antarwarga yang terjadi kembali
di Jalan Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan, membuat Gubenur DKI Jakarta
nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, berencana memindahkan beberapa hunian
padat penduduk di wilayah itu ke rumah susun.
Sebelum nonaktif sebagai Gubernur untuk menjalani masa kampanye,
Ahok, sapaan Basuki, mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala
Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan, perihal
rencana itu.
Ia mengatakan, sebagian wilayah tersebut merupakan bangunan yang
berdiri di bantaran sungai, sehingga mewajibkan pemerintah menertibkan
dalam rangka program pengendalian banjir.
"Mungkin beberapa mesti dipindahin ke rusun. Memang beberapa
kan normalisasi sungai. Kalau normalisasi sungai sampai ke daerah sana,
mungkin tawuran akan berkurang juga, orang-orangnya dipindahin," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin, 6 Maret 2017.
Ahok pun telah menginstruksikan jajarannya untuk memeriksa identitas
warga yang terlibat tawuran. Bila di antara mereka adalah pelajar
sekolah, pihaknya sudah pasti melayangkan sanksi tegas dengan ditariknya
bantuan pemerintah dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Sanksi bisa tidak naik kelas, makanya lihat dulu. Berantemnya
setingkat apa, paling parah ya dikeluarkan dari sekolah, otomatis KJP
putus," tegasnya.
Seperti diketahui, tawuran antarwarga terjadi kembali pada Senin
Sore, 6 Maret 2017. Tawuran itu terjadi selama dua hari dari Minggu, 5
Maret 2017, sehingga mengakibatkan dua remaja tewas yakni Rafi Hakim
Lubis (16 tahun) dan Fikri Fadhlur Firmansyah (18 tahun).
Dari pertikaian itu, warga saling lempar batu, bahkan ada yang
membawa senjata tajam hingga senapan angin untuk alat menyerang antar
dua kelompok.
0 komentar:
Posting Komentar