UA-109841830-1

Lulung kecam aksi Ahok usir & marahi wartawan liputan di Balai Kota

Lulung kecam aksi Ahok usir & marahi wartawan liputan di Balai Kota

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana mengecam aksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengusir dan melarang seorang wartawan media online melakukan peliputan di Balai Kota. Menurut Lulung, tindakan Ahok tersebut sangat tidak etis ditunjukkan sebagai pejabat publik.

"Ya seharusnya sikapnya enggak usah seperti itu media itu kan perlu informasi, perlu mengkonfirmasi apa yang terjadi dan diberitakan di luar," kata Lulung saat dihubungi, Kamis (16/6).

Menurut Haji Lulung sapaan akrabnya, Ahok bisa menghargai profesi wartawan karena memang tugasnya menggali informasi sebagai bahan berita. Sikap dan gaya Ahok yang meledak-ledak seharusnya bisa ditahan.

"Harusnya Ahok bisa lebih santun lah. Kalau Ahok justru marah-marah kalau ditanya berarti dia kelihatan begitu lagi banyak masalah. Kok pejabat publik enggak bisa menahan emosi," jelas Lulung.

Lulung juga menyebut wartawan adalah mitra pejabat. Sehingga tidak pantas diperlakukan demikian, apalagi sampai diusir. Justru, karena masalah ini, publik bisa menyimpulkan bahwa Ahok adalah pemimpin yang tidak pandai berkomunikasi.

"Wartawan itu teman kita, sahabat kita buat bertukar informasi. Ini kan sudah sering nih ye, bunuh karakter di depan orang banyak," tegas Lulung.

"Dari situ kelihatan orang ahok sosok seorang Gubernur yang tidak pandai berkomunikasi. Wartawan itu bagaimana pun juga kawan," tandasnya.

Kejadian ini berawal saat salah satu wartawan media online mengkonfirmasi ke Ahok soal informasi aliran dana dari pengembang reklamasi Teluk Jakarta ke rekening Teman Ahok. Dia bertanya 'Berarti tidak ada pejabat lain yang sehebat bapak?'.

Mendengar pertanyaan ini kemarahan Ahok pun memuncak. Bukan menjawab pertanyaan wartawan itu, dengan nada tinggi, Ahok malah menuding dia berniat mengadu domba. Bahkan, Ahok menilai pertanyaan wartawan tersebut menganggapnya pemimpin yang tidak jujur.

"Bukan begitu, banyak (pejabat hebat). Saya cuma katakan, maksud saya enggak usah ngadu domba, saya cuma minta bandingkan, untuk punya pikiran. Anda kan menuduh saya tidak jujur," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Kamis (16/6).

"Lalu saya tanya, kalau kamu tidak jujur, berani enggak nantang satu republik seperti ini. Itu yang saya bilang enggak usah dipelintir, di spin," sambung dia kesal.

Tak cukup sampai di situ, mantan Bupati Belitung Timur ini juga mempertanyakan dari media mana wartawan tersebut. Ahok menegaskan wartawan itu dilarang kembali ke kantornya dan melakukan kegiatan liputan.

"Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini lagi, tidak jelas kalau gitu. Saya tegasin, kamu juga tidak usah nekan-nekan saya rekan media, saya tidak pernah takut," ujar Ahok.

"Sama kayak Tempo, mana dari Tempo? Mana! Mau nyinggung-nyinggung lagi ngirimin surat sama saya. Saya tidak pernah takut sama kalian jujur saja," sambung dia geram.

Puas 'menyemprot' wartawan itu, Ahok pun berlalu ke ruangannya, tapi tampaknya amarahnya belum reda. Dia pun kembali menghampiri wartawan itu. Sambil menunjuk dengan jari, Ahok mengusir dan melarang wartawan tersebut meliput dan mewawancarainya.

"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan anda sebetulnya. Saya tegaskan itu, bolak balik adu domba. Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi, enggak boleh wawancara," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar