UA-109841830-1

POHONPOKER - Penumpang wanita cacat Asal Indonesia Dipaksa Turun Dari Etihad Air

Penumpang Asal Indonesia Dipaksa Turun Dari Etihad Air

Lagi-lagi kasus pesawat terjadi di tahun 2016. Tapi kali ini bukan kecelakaan seperti yang terjadi menimpa salah satu maskapai penerbangan di indonesia. tapi perlakuandiskriminatif yang diterima oleh salah seorang penumpang pesawat berkursi roda yang berasal dari indonesia bernama Dwi ariyani asal solo,kru maskapai pesawat Etihad Air  sengaja meminta Dwi turun dari pesawat karena dianggap tidak dapat menyelamatkan diri saat kritis. 

#agen poker, Dwi tidak diijinkan oleh pihak Etihad Air untuk ikut dalam salah satu rute penerbangan pesawat tersebut lantaran dianggap tak dapat menyelamatkan diri pada saat kritis. Dwi Ariyani, 36 tahun, seorang pengguna kursi roda, diminta turun dari penerbangan rute Jakarta-Jenewa maskapai nasional Uni Emirat Arab tersebut begitu diketahui bepergian sendirian.

Penumpang Asal Indonesia Dipaksa Turun Dari Etihad Air

“Saat disuruh turun, saya mengatakan kepada ketua kru pesawat tersebut bahwa ini diskriminasi, bertentangan dengan konvensi hak disabilitas,” kata Dwi saat dihubungi tim jurnaslis tim minggu, 3 April 2016.

#agen domino, Dwi mengatakan ia sudah masuk dan duduk di dalam pesawat, sebelum akhirnya dihampiri kru penerbangan berkode EY471 itu. “Pesawat akan lepas landas pukul 00.15 minggu tertulis di tiket. Saya sudah di dalam pesawat, malah barang saya sudah ada di bagasi kabin,” ujarnya.

Saat melihatnya sendirian, kru pesawat menganggap Dwi akan kesulitan dalam situasi darurat penerbangan. “Jadi, karena saya pengguna kursi roda, katanya nanti saya tak bisa mengevakuasi diri kalau ada kecelakaan,” kata wanita asal Solo, Jawa Tengah, ini.
Dwi tak bisa menerima alasan yang membuatnya tak jadi terbang ke Jenewa, Swiss, itu. “Saya sudah pengalaman terbang ke mana-mana, tak pernah ada yang mengatakan saya tak bisa menolong diri sendiri. Izin dari imigrasi pun saya sudah punya, kok.”

Menurut Dwi, ganti rugi tiket sudah didapatnya dari perwakilan maskapai yang berada di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah dari bandara, Dwi pun menginap di Hotel FM7, Tangerang. “Atas hal ini, saya sudah dihubungkan dengan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta karena perlakuan tadi bertentangan dengan hak penyandang disabiitas,” tuturnya





0 komentar:

Posting Komentar