Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan
bahwa dalam menghadapi ancaman terorisme di Tanah Air, perlu pengokohan
ideologi. Menurutnya, ideologi terorisme yang kerap membawa aksi
ekstrem harus dihadapi dengan ideologi yang sudah diterima dan mendarah
daging di Indonesia.
"Dihadapkan pada ideologi radikal terutama pro kekerasan, ideologi
Pancasila menjadi ideologi yang tepat dalam kerangka kebhineka tunggal
ikaan dan era pemerintahan demokrasi dan intoleransi," kata Tito , Selasa, 6 Desember 2016.
Mengingat ancaman ideologi radikal tersebut, Tito merasa perlu ada
kontra ideologi, dengan mengisi kegiatan positif di masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan masyarakat itu harus antitesa dari kekerasan, aktivitas
yang tidak menanamkan nilai radikal.
"Kita harus ada kegiatan soft dan kontra deradikalisasi
secara intensif. Menurut saya, ideologi hanya bisa dikalahkan dengan
ideologi. Itu adalah hal yang paling penting. Kalau untuk kelompok ini
faktor utamanya adalah faktor ideologi,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam forum seminar 'Preventive Justice dalam Antisipasi
Perkembangan Ancaman Terorisme' yang digagas oleh BNPT, Tito menyatakan
bahwa suatu ideologi radikal bisa dihadang dengan melakukan kontra
ideologi. Dia menuturkan, setidaknya ada tiga ideologi di negeri ini
yang bisa digunakan yaitu Pancasila, Demokrasi, dan Islam Nusantara.
Ia mengungkapkan ideologi merupakan faktor penting. Sedangkan, sisi
ekonomi hanya berperan sebagai faktor pendukung. Alasannya, banyak
masyarakat yang memiliki harta berlimpah namun bergabung dalam kelompok
terorisme.
0 komentar:
Posting Komentar